5.14.2011

Pembunuhan di Sungai Nil — Death on The Nile

Diposting oleh mii di 09.05
Linnet Ridgeway adalah wanita muda yang hidupnya nyaris sempurna. Dia kaya, punya wajah dan tubuh menawan, sehat, dan terkenal. Namun tidak semua orang menyukainya. Banyak wanita-wanita lain di dunia yang iri padanya. Sehingga meski dipuja, Linnet juga dikelilingi oleh orang-orang yang memendam rasa benci.

Terlebih-lebih oleh Jacqueline de Bellefort, seorang teman akrab Linnet. Gadis ini sakit hati dan kecewa setengah mati pada Linnet, setelah tunangannya yang bernama Simon Doyle 'direbut' oleh sahabatnya itu. Linnet menikahi Simon, padahal Simon hanya seorang pemuda miskin. Linnet juga tahu bahwa Jackie cinta mati pada Simon. Tapi gadis itu tak peduli.

Setelah menikah, Linnet dan Simon berbulan madu ke Mesir. Mereka mengikuti tur di atas Sungai Nil dengan sebuah kapal mewah. Seharusnya ini adalah saat-saat membahagiakan untuk Linnet. Tapi tidak. Di sana mereka bertemu Jackie. Gadis itu meneror dengan mengikuti pasangan pengantin baru itu ke manapun mereka pergi. Jackie juga membawa pistol, mengancam akan menembak kepala Linnet. Hercule Poirot yang kebetulan ikut dalam tur tersebut, dimintai tolong oleh Linnet untuk menyelesaikan masalahnya. Setelah mendengar keluh-kesah Linnet, Poirot kemudian menemui Jackie dan menasihatinya. Namun Jacki tidak mau dengar. Dia tetap akan melakukan teror itu, dan suatu saat pasti akan menembak kepala Linnet.

Suatu malam, saat Poirot merasa ngantuk sekali sehingga dia cepat tidur, terjadilah insiden pertengkaran antara Simon dan Jackie. Gadis itu dalam keadaan mabuk menembak kaki Simon. Setelah itu terjadi, dia seolah jadi gila, dan menyesali perbuatannya. Dan pada pagi harinya, Linnet ditemukan tewas di kabinnya, dengan luka tembak di kepala. Di dinding dekat dia berbaring, tertulis huruf J dengan darah. Saat Poirot memeriksa jari Linnet, ada darah di sana. Mungkinkah ucapan yang pernah dikatakan Jackie bahwa dia ingin membunuh Linnet itu benar-benar dilakukannya?

Dan Mosieur Hercule Poirot mulai beraksi...

Satu lagi misteri yang sangat mengesankan dalam buku Madam Christie. Kali ini bukan lagi di London, melainkan Mesir. Dengan setting tempat yang tidak biasa, sambil mengikuti alur ceritanya aku berasa terlibat dalam tur di atas Sungai Nil itu. Mengesankan! (jadi pengen ke Mesir juga).

Diawali dengan plot yang terpisah-pisah, setting yang berbeda, serta tokoh-tokoh yang berbeda pula. Di masing-masing plot, setiap tokoh punya latar belakang berbeda-beda namun masih tetap terhubung dengan benang merah cerita ini; Linnet Ridgeway. Di cerita ini terlibat banyak tokoh yang awalnya (jujur) bikin aku bingung. Tapi di situlah hebatnya Madam Christie, dia mampu menciptakan karakter yang nggak sama satu dengan yang lainnya. Walaupun satu tokoh itu perannya nggak begitu penting, tapi tokoh itu punya satu ciri yang bisa membuatnya beda dari karakter lain. Salah satu yang membuat aku kagum sama Madam Christie. Dan kurasa hampir semua bukunya melibatkan banyak tokoh (sejauh yang udah pernah kubaca).

Berikutnya, aku masih suka sama cara Madam Christie mendeskripsikan tokoh-tokohnya, terutama Hercule Poirot. Trademark-nya tetap bertahan; lelaki kecil/pendek, kumisnya yang luar biasa (lebat dan melengkung ke atas dengan unik), matanya yang (melebar) seperti mata kucing, lincah, dan satu yang paling utama—sikap sombongnya yang luar biasa.

Kembali ke cerita, seperti buku-buku Madam Christie yang sudah-sudah, akhir dari misteri pembunuhan ini nggak pernah bisa ketebak atau disangka-sangka. Selalu di luar dugaan. Seorang tokoh yang rasanya mustahil atau (sengaja) diposisikan pada kondisi yang tidak memungkinkan untuk dijadikan tersangka, pada akhirnya dialah pelakunya. Dan lagi, dalam misteri kali ini nggak hanya terpaku pada satu pembunuhan, ada dua pembunuhan menyusul yang bikin jantung berdebar!

Penasaran? Buruan baca. Atau sudah? Mau berdiskusi? :)


gambar: gpu.co.id

0 komentar:

Posting Komentar

5.14.2011

Pembunuhan di Sungai Nil — Death on The Nile

Diposting oleh mii di 09.05
Linnet Ridgeway adalah wanita muda yang hidupnya nyaris sempurna. Dia kaya, punya wajah dan tubuh menawan, sehat, dan terkenal. Namun tidak semua orang menyukainya. Banyak wanita-wanita lain di dunia yang iri padanya. Sehingga meski dipuja, Linnet juga dikelilingi oleh orang-orang yang memendam rasa benci.

Terlebih-lebih oleh Jacqueline de Bellefort, seorang teman akrab Linnet. Gadis ini sakit hati dan kecewa setengah mati pada Linnet, setelah tunangannya yang bernama Simon Doyle 'direbut' oleh sahabatnya itu. Linnet menikahi Simon, padahal Simon hanya seorang pemuda miskin. Linnet juga tahu bahwa Jackie cinta mati pada Simon. Tapi gadis itu tak peduli.

Setelah menikah, Linnet dan Simon berbulan madu ke Mesir. Mereka mengikuti tur di atas Sungai Nil dengan sebuah kapal mewah. Seharusnya ini adalah saat-saat membahagiakan untuk Linnet. Tapi tidak. Di sana mereka bertemu Jackie. Gadis itu meneror dengan mengikuti pasangan pengantin baru itu ke manapun mereka pergi. Jackie juga membawa pistol, mengancam akan menembak kepala Linnet. Hercule Poirot yang kebetulan ikut dalam tur tersebut, dimintai tolong oleh Linnet untuk menyelesaikan masalahnya. Setelah mendengar keluh-kesah Linnet, Poirot kemudian menemui Jackie dan menasihatinya. Namun Jacki tidak mau dengar. Dia tetap akan melakukan teror itu, dan suatu saat pasti akan menembak kepala Linnet.

Suatu malam, saat Poirot merasa ngantuk sekali sehingga dia cepat tidur, terjadilah insiden pertengkaran antara Simon dan Jackie. Gadis itu dalam keadaan mabuk menembak kaki Simon. Setelah itu terjadi, dia seolah jadi gila, dan menyesali perbuatannya. Dan pada pagi harinya, Linnet ditemukan tewas di kabinnya, dengan luka tembak di kepala. Di dinding dekat dia berbaring, tertulis huruf J dengan darah. Saat Poirot memeriksa jari Linnet, ada darah di sana. Mungkinkah ucapan yang pernah dikatakan Jackie bahwa dia ingin membunuh Linnet itu benar-benar dilakukannya?

Dan Mosieur Hercule Poirot mulai beraksi...

Satu lagi misteri yang sangat mengesankan dalam buku Madam Christie. Kali ini bukan lagi di London, melainkan Mesir. Dengan setting tempat yang tidak biasa, sambil mengikuti alur ceritanya aku berasa terlibat dalam tur di atas Sungai Nil itu. Mengesankan! (jadi pengen ke Mesir juga).

Diawali dengan plot yang terpisah-pisah, setting yang berbeda, serta tokoh-tokoh yang berbeda pula. Di masing-masing plot, setiap tokoh punya latar belakang berbeda-beda namun masih tetap terhubung dengan benang merah cerita ini; Linnet Ridgeway. Di cerita ini terlibat banyak tokoh yang awalnya (jujur) bikin aku bingung. Tapi di situlah hebatnya Madam Christie, dia mampu menciptakan karakter yang nggak sama satu dengan yang lainnya. Walaupun satu tokoh itu perannya nggak begitu penting, tapi tokoh itu punya satu ciri yang bisa membuatnya beda dari karakter lain. Salah satu yang membuat aku kagum sama Madam Christie. Dan kurasa hampir semua bukunya melibatkan banyak tokoh (sejauh yang udah pernah kubaca).

Berikutnya, aku masih suka sama cara Madam Christie mendeskripsikan tokoh-tokohnya, terutama Hercule Poirot. Trademark-nya tetap bertahan; lelaki kecil/pendek, kumisnya yang luar biasa (lebat dan melengkung ke atas dengan unik), matanya yang (melebar) seperti mata kucing, lincah, dan satu yang paling utama—sikap sombongnya yang luar biasa.

Kembali ke cerita, seperti buku-buku Madam Christie yang sudah-sudah, akhir dari misteri pembunuhan ini nggak pernah bisa ketebak atau disangka-sangka. Selalu di luar dugaan. Seorang tokoh yang rasanya mustahil atau (sengaja) diposisikan pada kondisi yang tidak memungkinkan untuk dijadikan tersangka, pada akhirnya dialah pelakunya. Dan lagi, dalam misteri kali ini nggak hanya terpaku pada satu pembunuhan, ada dua pembunuhan menyusul yang bikin jantung berdebar!

Penasaran? Buruan baca. Atau sudah? Mau berdiskusi? :)


gambar: gpu.co.id

0 komentar on "Pembunuhan di Sungai Nil — Death on The Nile"

Posting Komentar

 

doremii dori! Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea