12.30.2009

Pesona Negeri Sakura Di Atas Kain

Diposting oleh mii di 21.20 0 komentar
Kimono pasti bukan barang asing bagi kita. Semua tahu pakaian tradisional ini berasal dari Jepang. Dan ternyata pesona tekstil Negeri Sakura bukan cuma itu lho! Mereka juga punya teknik jumputan di atas kain yang luar biasa indahnya! Karya-karya itu saya lihat di event Indonesia Jepang Textile Exhibition, yang digelar di Museum Tekstil, Petamburan, Jakarta Pusat, mulai tanggal 7 sampai 13 Desember lalu.

Saya dateng pas hari terakhir, dan itu pun di jam-jam yang udah hampir tutup. Sebenarnya waktu itu, saya dateng ke sana nggak semata-mata buat ke event ini. Memang saya dan tim drama dari kampus lagi ada take gambar di lokasi tersebut. Produser saya bilang sehari sebelumnya, kalau di Museum Tekstil itu lagi ada event tentang Jepang. Wah! Pas banget kan! Jadi mumpung temen-temen tim saya lagi siap-siap take, saya jalan-jalan dulu di dalam museum. XD

Begitu masuk ke ruangan museum, saya langsung terkagum-kagum dengan Jumputan Bunga Sakura Di Malam Hari yang Diterangi Cahaya Obor. Kain ini menggambarkan pohon sakura yang dilihat saat seseorang mendongak dari bawah pohon tersebut. Dahan pohon sakura terlihat indah karena diterangi oleh cahaya obor. Motif ini mengilustrasikan kombinasi 3 pemandangan indah di pohon sakura yang terlihat dari jauh. Motif bunga sakura-nya diambil dari pohon sakura di Taman Maruyama, kelopaknya digambarkan secara mendetail satu per satu. Jumputan indah bunga sakura ini dilukiskan di atas kain berbahan tapestri sutra, dan berukuran lebar 6,5 meter dan tinggi 3 meter. Wow! Besar banget!



Karya ini utamanya dibuat menggunakan teknik baru pembuatan jumputan yang dipadukan dengan 10 jenis teknik yang diwariskan secara turun temurun sejak zaman dulu. Diselesaikan dalam waktu 1 tahun 3 bulan oleh para anggota Kyoto Shibori Kougei Kan (Asosiasi Jumputan Kyoto). Waduh waduh! Lama juga bikinnya… (^.^)'
Tapi hasilnya bagus banget dan kelihatan seperti pohon sakura di malam hari betulan! Sugoi! Saya jadi ngerasa lagi berdiri di bawah pohon sakura. XD

Nggak sampai di situ kekaguman saya, masih ada Gozan no Okuribi (Jumputan Tsujigahana), lukisan huruf-huruf kanji yang menyala di langit malam dengan latar belakang gunung. Gozan no Okuribi adalah ritual tradisional yang diadakan di Kyoto setiap tahun pada musim panas, dengan cara membuat api (okuribi) yang berbentuk 5 huruf kanji berukuran besar di atas gunung yang mengelilingi kota Kyoto. Dengan adanya api tersebut, memunculkan persepsi seolah-olah gunung di belakangnya itu tidak nyata, dengan pemandangan malam kota Kyoto yang membentang di bawahnya.

Dengan jenis kain dan ukuran yang sama dengan motif bunga sakura tadi, motif Gozan no Okuribi dibuat dengan teknik jumputan Kyokanoko. Teknik pembuatannya difokuskan pada pemerasan dengan teknik tsujigahana yang dibuat oleh 40 orang anggota Kyoto Shibori Kougei Kan. Pengerjaannya bahkan memakan waktu lebih lama lagi, yakni 2 tahun! Duh duh… but, the awesome finishing!


-->
Saya hampir ngiler liat-liat berbagai macam kimono yang dipamerin di sini. Semuanya kimono yang dibuat dengan motif yang keren-keren banget. Cek deh yang satu ini! Kimono ini dibuat dengan teknik jumputan Tsujigahana. Nggak seperti teknik Kanoko Shibori yang menekankan pada keindahan yang muncul dari teknik tersebut, Tsujigahana menganggap teknik jumputan kain sebagai salah satu cara untuk mendapatkan bentuk dari motif itu sendiri. Bangus banget kan! ^^

-->Masih banyak lagi kimono dengan motif yang unik dan bikin matamu nggak beralih saking kagum dengan keindahannya. Salah satunya furisode, yaitu kimono formal untuk wanita dewasa yang belum menikah. Lengannya panjang menjuntai dan berwarna cerah, biasanya dikenakan saat menghadiri pesta pernikahan, wisuda, atau upacara tradisional lainnya. Furisode antik berawal sejak periode Showa. Sulaman dan detil motifnya sangat hidup! Wow!

-->
Ada juga pakaian pernikahan, namanya Uchikake. Motifnya penuh dengan detail hiasan, berkesan sebagai ucapan selamat seperti gambar burung bangau dan bunga teratai. Tampilan ini semakin sempurna karena sulaman yang rumit, dan dilukis dengan tangan. Sugoi! Uchikake merupakan jubah tanpa obi, dengan ujung di bagian belakang yang menjuntai dan menyeret di lantai. Wah… boleh juga nih buat wedding dress bagi kalian yang punya plan nikah dengan adat Japanese. XP

-->Di sisi lain, batik pun nggak mau ketinggalan tentunya! Beberapa motif batik tradisional dipamerkan. Tapi nggak cuma itu, masih ada motif kain dari berbagai pelosok Indonesia, yang juga nggak kalah keren dan nggak kalah indah sama motif Japanese. Hm, sayangnya event ini cuma diadakan selama satu minggu.

-->
Jalan-jalan di dalam Museum Tekstil sore itu nggak terasa deh saking asiknya! XD
Saya baru sadar kalau museumnya udah mau ditutup. Tapi berhubung masih ada beberapa pengunjung yang dateng, jadi puas-puasin dulu deh foto-fotonya. Hehe~ Bagusnya event ini sering-sering diadain. Supaya pemahaman kita akan seni dan budaya dalam negeri dan juga luar negeri bisa makin luas.

11.22.2009

Third Girl – Gadis Ketiga

Diposting oleh mii di 17.37 0 komentar
Novel ini adalah salah satu serial misteri Hercule Poirot yang ditulis Agatha Christie. Hercule Poirot adalah seorang mantan polisi Belgia yang menjadi detektif swasta, berperawakan kecil dan berkumis tebal. Sifatnya yang khas adalah selalu membanggakan kumisnya sama seperti membanggakan otak cerdasnya.

Dalam buku ini, dikisahkan Poirot mendapatkan kasus pembunuhan yang melibatkan seorang gadis, dibantu oleh Ariadne Oliver, seorang wanita paruh baya, pengarang novel detektif. Suatu hari di saat Poirot tengah menyantap sarapan paginya, seorang gadis muda yang berusia 20-an datang padanya dan mengaku telah membunuh seseorang. Dan kemudian gadis ini menghilang, sementara pembunuhan yang dikatakannya itu sama sekali tidak jelas; tidak diketahui siapa yang dibunuh, kapan dan di mana terjadinya, dan mengapa.

Poirot bersama Mrs. Oliver berusaha memecahkan kasus ini. Bersamaan dengan penyelidikannya, Poirot perlahan-lahan menemukan skandal besar di balik kasus tersebut, kasus yang melibatkan cukup banyak orang yang masing-masing saling berhubungan. Dan untuk memecahkan kasus ini, satu-satunya cara adalah dengan menemukan gadis yang menghilang itu, yang disebut dengan Gadis Ketiga.

Third Girl adalah novel misteri Hercule Poirot kedua yang saya koleksi. Sebelumnya saya punya Murder on the Orient Express. Yang saya beli adalah cetakan baru, dengan desain sampul yang sama sekali berbeda dengan cetakan lama; yang sekarang warnanya dibuat lebih kalem (dominan dengan putih, keemasan, dan hitam), cukup kontras dengan warna sampul cetakan lama yang berwarna lebih keras (merah ataupun hitam) yang memberikan kesan misterius.

Cerita detektif dalam Third Girl ini berlatar belakang kota London tahun 60-an (memang ditulis dan terbit pada tahun sekian), tempat Poirot berkerja sebagai detektif swasta. Ya, kayak cerita di seri Murder on the Orient Express, dalam cerita ini Agatha Christie senang memakai banyak tokoh dalam ceritanya. Dan tokoh-tokoh itu punya karakter kuat. Dan di buku ini, Christie memasukan sedikit unsur humor, membuat saya nggak bosen membacanya. Tapi, mungkin juga karena begitu banyaknya tokoh, bikin pembaca agak susah untuk mengikuti kasusnya. Meskipun alurnya lambat, tapi nggak membosankan. Christie menyelipkan kejutan-kejutan di tiap chapternya, yang bikin kita nggak mau ngelepas satu halamanpun. Dan tentu aja, kejutan terbesarnya ada di akhir cerita. Bagi pembaca yang udah nebak siapa pelakunya, bagaimana kira-kira kronologinya, siap-siaplah menerima kebenaran kasus yang (biasanya) kemungkinan besar meleset dari perkiraan Anda! (ini sih saya banget) XD

Overall, saya bilang buku ini bagus. Apalagi buat para pecinta cerita misteri, saya rekomendasikan buat menjadikannya koleksi. Saya sendiri pun masih berniat menambah dengan seri Hercule Poirot yang lain. ^^

Kontroversi Film ‘2012’

Diposting oleh mii di 17.30 0 komentar
Siapa yang belum nonton ‘2012’? Kalau ditanya demikian, saya yakin kebanyakan bakal menjawab sudah. Ya, bisa dibilang ini film paling laris saat ini. Antrian panjang di loket, bahkan beberapa bioskop menyediakan lebih dari satu teater khusus untuk film ini.

Filmnya sendiri saya nggak tahu kayak apa ceritanya, karena jujur saya belom nonton. Dan nggak ada minat atau niatan untuk nonton film ini. Sekedar melihat trailer-nya, film ini pastinya nggak jauh beda kayak film-film bencana yang sudah-sudah. Tapi saya nggak bisa bicara banyak soal isi cerita karena emang nggak nonton. Malah mungkin kalian yang baca postingan ini jauh lebih tahu ceritanya dari pada saya :D

Memang bukan soal cerita dari film ini yang saya bahas, tapi efek dari pemutarannya. Kayak yang udah tersiar di banyak media massa, cukup banyak pihak yang melarang pemutaran film ini, bahkan dari MUI sendiri yang sampai memfatwa haram film ‘2012’. Di beberapa kota pun ada yang menunjukan aksi atas ketidak-setujuannya terhadap film ini.

Pelarangan ini atas dasar kekhawatiran bahwa nantinya masayarakat mempercayai hari kiamat benar terjadi pada tahun 2012. Padahal itu hanyalah perkiraan yang diramalkan dalam kalender bangsa Maya kuno. Dan percaya pada hal tersebut tentu saja salah dan berdosa, karena manusia hanya boleh percaya pada Tuhan Yang Maha Kuasa. Selain karena alasan itu, seorang ulama menyatakan bahwa dalam Al Quran, kejadian pada saat hari kiamat tidak boleh divisualisasikan.

Dan beberapa masyarakat yang diminta pendapatnya terhadap pelarangan ini menyatakan nggak ada masalah dengan film ini. “Percaya atau tidaknya pada isi cerita, tergantung dari orang yang menontonnya,” begitu kata salah seorang yang dimintai pendapatnya.

Well, mungkin nggak salah kalau ada orang yang berpendapat demikian, “tergantung orangnya masing-masing”. Masalahnya, apakah semua orang yang menonton itu cuma menganggap semua yang ditontonnya hanyalah tipuan grafis semata yang dibuat dengan kecanggihan teknologi visual? Saya rasa nggak. Karena film adalah media yang paling mampu mempengaruhi pandangan penontonnya, setelah televisi.

Yah, kapan pun kiamat itu terjadi, 2012 atau bukan, toh hari itu semakin dekat, bukannya makin jauh (ngutip dialog dalam film ‘Kiamat Sudah Dekat’-nya Om Dedy Mizwar). Tanda-tandanya pun yang dijabarkan dalam Al Quran makin nampak banyak. Dunia ini memang sudah rusak, pesakitan.

Selalu ada hikmah dalam setiap kejadian. So, banyak-banyaklah ibadah, dekatkan diri pada-Nya. Nggak ada yang tahu kapan kiamat itu bakal datang, nggak pula dengan para peramal yang ngumbar ‘sok-tahu-nya’ itu ke publik. Kiamat adalah rahasia Ilahi. Malaikat, makhluk-Nya yang paling setia, pun nggak tahu kapan hari kiamat tiba, apalagi manusia! Persiapkan saja dirimu untuk menghadapi-Nya. Siapa yang tahu kalau besok, atau malah beberapa menit lagi kiamat akan terjadi?? Naudzubillah…

10.18.2009

Keliling Indonesia dalam Satu Hari!

Diposting oleh mii di 21.28 0 komentar
Beberapa waktu yang lalu, tepatnya sih waktu hari pertama Lebaran, saya jalan-jalan ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Waktu itu cuma sempet foto-foto nggak jelas karena acaranya pun dadakan. Hehe…

Dan hari Minggu kemarin, saya kembali ke sana bersama kedua teman saya. Tapi kunjungan kami kali ini nggak sekedar untuk berfoto-foto narsis. Untuk kali ini perjalanan kami bisa dibilang jadi study tour, soalnya dapet banyak wawasan :D
Memang nggak semua tempat kami kunjungi, tahu sendiri kan Taman Mini kita segede apa! Untungnya kemarin kami bawa sepeda motor, lumayanlah nggak pegel XD

Tempat pertama yang kami datangi adalah Anjungan Kalimantan Timur. Sebelumnya, kami sempet bingung mau ke mana, malah sempet muter-muter nggak jelas sampai saya pegel sendiri meskipun bawa motor, lagi pula matahari lagi panas-panasnya!

Kembali ke cerita, di anjungan itu sebenarnya (lagi-lagi) kami cuma foto-foto nggak jelas XD
Sayangnya nggak ada tour guide gratis yang bisa jelasin ini-itu. Jadi cukup tahu lah seperti apa bentuk rumah adat di Kal-Tim. Sudah puas jeprat-jepret di sana, kami pergi ke anjungan lain. Saya minta temen-temen ke anjungan kampung halaman saya, Sulawesi Tengah. Dan untungnya letaknya nggak jauh dari anjungan pertama. Yokatta! Sama seperti pertama, nggak ada tour guide jadi cuma ngabisin memori kamera digital dengan gaya-gaya narsis kami hehehe~

Perut memang nggak bisa kompromi, jadi kami langsung cari tempat makan sekalian istirahat. Begitu semua kelar, kami langsung ke anjungan terdekat, Papua! Letaknya bahkan deket banget dari tempat makan kami, cuma di seberang jalan.
Berbeda dari anjungan lain, di sini ada seorang yang berdandan (atau memang suku asli) Papua. Dia duduk di dalam rumah adatnya yang dibentuk dari susunan papan dan beratapkan ijuk, sedang menggetok-getok sesuatu. Sayangnya untuk foto sama dia, kami harus keluar biaya 5 ribu rupiah. Memang dasar nggak pengen keluar duit, saya curi-curi kesempatan foto orang itu hehe… berhasil! XD
Di anjungan ini juga ada sebatang pohon beringin yang ditanam oleh Mrs. Joan Adams Mondale, istri wakil Presiden Amerika, pada 6 Mei 1978. Ajaib juga untuk pohon yang usianya sudah lebih dari 30 tahun memiliki batang yang tetap berukuran kecil, dan dibentuk jadi bonsai raksasa. Kalau penasaran, silakan lihat sendiri! ^^
Tujuan selanjutnya, Taman Burung! Dan bagusnya, letaknya juga nggak jauh dari anjungan Papua, dan memang cuma di depannya kok. Kayaknya hari ini kami lagi beruntung, tiket masuk dapet potongan harga, yang tadinya per orang dikenakan biaya 10 ribu rupiah, kemarin itu kami cukup bayar setengah harga! Tapi itu karena memang kami datang sore haha…
Di Taman Burung sepi banget, cuma ada sepasang pengunjung lain selain kami bertiga. Di sana berisi cukup banyak spesies unggas, ada sekitar 200 jenis yang berasal dari Indonesia maupun luar negeri. Di antaranya elang, kakak tua, burung hantu, gagak, ayam mutiara, bangau, cendrawasih, merak.
Nggak jauh dari pintu masuk kandang burung raksasa, kami menemukan seekor burung merak jantan. Senangnya waktu dia mengembangkan ekornya yang terkenal indah dan menawan itu! Nggak mau sia-siain kesempatan, saya langsung ambil kamera dan mulai jepret-jepret. Dia memutar ke kanan, ke kiri, seolah tahu dia lagi difoto :D sugoi! Indah banget! Sayangnya saya nggak bisa foto deket-deket mereka T-T, mereka agak sulit didekati.
Rupanya merak itu lagi memikat merak betina di depannya. Dia berusaha menarik perhatian si betina dengan keindahan ekornya. Cantik sekali! Sayangnya itu cuma dilakukannya saat musim kawin, hanya sekitar 6 bulan. Setelah itu bulu-bulunya akan rontok, hingga tumbuh kembali setelah 6 bulan berikutnya. Merak yang habitatnya di Pulau Jawa punya ciri khas dengan warna bulunya yang hijau, sedangkan merak yang berasal dari negara lain, Malaysia misalnya, warnanya lebih kebiruan.
Ada lagi satu unggas yang membuat kami tertarik, ayam mutiara. Tubuhnya mirip ayam potong yang berbentuk agak bulat dan gemuk, dengan jengger yang sedikit lebih panjang dan lebih merah dari ayam biasa. Bulunya hitam keabuan dan putih. Habitatnya di Afrika, di Papua juga sudah ada.
Berhubung hari sudah sore, kami pun memutuskan untuk pulang. Padahal saya masih ingin lihat-lihat lebih banyak lagi spesies-spesies unggas itu. Lucunya, ada seekor burung kakak tua yang menyebut-nyebut nama temen saya hahaha…

Perjalanan ini cukup menyenangkan. Kami yang tadinya datang cuma dengan niat foto-foto, malah dapet ilmu. Memang banyak yang bisa kamu dapatin di TMII. Sayangnya tempat itu kayaknya masih lebih diminati buat pacaran dan sekedar rekreasi aja. Ya, kami lah salah satu contohnya XD. Tapi dari sana kami banyak belajar. Lain kali mau datang ke TMII lagi, mungkin dengan tujuan study tour beneran. ^^
Kalau kamu punya impian keliling Indonesia yang belum kesampaian, datang aja ke TMII. Semua tentang Indonesia ada di sini, mulai dari geografis, budaya, kesenian, sejarah, dan masih banyak lagi (kesannya jadi promosi XD). Karena saya cinta Indonesia! ;)

8.18.2009

Harry Potter and the Half-Blood Prince

Diposting oleh mii di 01.18 0 komentar
Setelah terpaut kurang lebih satu setengah tahun dari filmnya yang kelima, akhirnya Harry Potter and the Half Blood Prince rilis. Sejak minggu pertama dirilisnya film ini, pemesanan tiket di berbagai bioskop melonjak. Tiket sudah habis dipesan sampai satu bahkan dua minggu ke depan. Tapi siapa yang sangka film yang keenam ini cukup mengecewakan, setidaknya bagi saya, beberapa orang teman saya juga merasa demikian.

Cerita yang dibangun memang masih terkait erat dengan bukunya. Tapi banyak bagian penting yang tidak dimunculkan dalam film. Salah satunya adalah pertempuran yang terjadi di menara kastil Hogwart pada malam terbunuhnya Professor Dumbledore. Dalam film, tugas Draco Malfoy untuk membunuh Dumbledore yang tidak bisa dilakukannya langsung diambil alih Snape. Setelah Dumbledore jatuh dan tewas, kelompok Pelahap Maut pergi dan Harry mengejarnya. Pertarungannya dengan Snape hanya sebentar. Lalu endingnya, tidak ada upacara pemakaman Dumbledore di tepi danau. Digantikan dengan pembicaraan antara Harry, Hermione, dan Ron mengenai kalung Horcrux palsu di menara kastil.

Alur ceritanya berjalan lambat, membuat penontonnya bosan. Selain itu, tiap scene-nya terasa terlalu singkat. Sehingga seperti ada bagian yang hilang antara scene yang satu dengan yang lainnya. Mungkin film ini berhasil menarik perhatian kembali saat adegan kissing antara Harry dan Giny :)
Special effect yang biasanya muncul secara luar biasa di lima film sebelumnya, tidak terlalu nampak di film ini. Karena memang cuma sedikit adegan yang bisa diberi efek. Pertandingan Quidditch salah satunya. Sayangnya bagian ini cuma muncul dalam durasi yang pendek.

Overall, saya kasih nilai 6 buat film ini. Nilai plusnya adalah unsur komedi yang masih cukup terasa. Seperti biasa, bagaimanapun kondisinya, Ron selalu bisa mencairkan suasana :)
Saya memang selalu suka keluarga Weasley. Tapi sayang tokoh favorit saya, Si Kembar Fred dan George cuma muncul di satu scene T-T

Saya harap film ketujuh nanti bisa jauh lebih baik dari ini. Apalagi itu adalah cerita puncaknya, tidak boleh mengecewakan. Dari rumor yang saya dengar, cerita ketujuh nanti dibuat 2 part. Hm… tidak masalah! Kalau memang ceritanya tidak bisa dibuat singkat, memang lebih bagus dibuat 2 part. Yosh!! Saya tunggu Harry Potter and the Deathly Hollow.

12.30.2009

Pesona Negeri Sakura Di Atas Kain

Diposting oleh mii di 21.20 0 komentar
Kimono pasti bukan barang asing bagi kita. Semua tahu pakaian tradisional ini berasal dari Jepang. Dan ternyata pesona tekstil Negeri Sakura bukan cuma itu lho! Mereka juga punya teknik jumputan di atas kain yang luar biasa indahnya! Karya-karya itu saya lihat di event Indonesia Jepang Textile Exhibition, yang digelar di Museum Tekstil, Petamburan, Jakarta Pusat, mulai tanggal 7 sampai 13 Desember lalu.

Saya dateng pas hari terakhir, dan itu pun di jam-jam yang udah hampir tutup. Sebenarnya waktu itu, saya dateng ke sana nggak semata-mata buat ke event ini. Memang saya dan tim drama dari kampus lagi ada take gambar di lokasi tersebut. Produser saya bilang sehari sebelumnya, kalau di Museum Tekstil itu lagi ada event tentang Jepang. Wah! Pas banget kan! Jadi mumpung temen-temen tim saya lagi siap-siap take, saya jalan-jalan dulu di dalam museum. XD

Begitu masuk ke ruangan museum, saya langsung terkagum-kagum dengan Jumputan Bunga Sakura Di Malam Hari yang Diterangi Cahaya Obor. Kain ini menggambarkan pohon sakura yang dilihat saat seseorang mendongak dari bawah pohon tersebut. Dahan pohon sakura terlihat indah karena diterangi oleh cahaya obor. Motif ini mengilustrasikan kombinasi 3 pemandangan indah di pohon sakura yang terlihat dari jauh. Motif bunga sakura-nya diambil dari pohon sakura di Taman Maruyama, kelopaknya digambarkan secara mendetail satu per satu. Jumputan indah bunga sakura ini dilukiskan di atas kain berbahan tapestri sutra, dan berukuran lebar 6,5 meter dan tinggi 3 meter. Wow! Besar banget!



Karya ini utamanya dibuat menggunakan teknik baru pembuatan jumputan yang dipadukan dengan 10 jenis teknik yang diwariskan secara turun temurun sejak zaman dulu. Diselesaikan dalam waktu 1 tahun 3 bulan oleh para anggota Kyoto Shibori Kougei Kan (Asosiasi Jumputan Kyoto). Waduh waduh! Lama juga bikinnya… (^.^)'
Tapi hasilnya bagus banget dan kelihatan seperti pohon sakura di malam hari betulan! Sugoi! Saya jadi ngerasa lagi berdiri di bawah pohon sakura. XD

Nggak sampai di situ kekaguman saya, masih ada Gozan no Okuribi (Jumputan Tsujigahana), lukisan huruf-huruf kanji yang menyala di langit malam dengan latar belakang gunung. Gozan no Okuribi adalah ritual tradisional yang diadakan di Kyoto setiap tahun pada musim panas, dengan cara membuat api (okuribi) yang berbentuk 5 huruf kanji berukuran besar di atas gunung yang mengelilingi kota Kyoto. Dengan adanya api tersebut, memunculkan persepsi seolah-olah gunung di belakangnya itu tidak nyata, dengan pemandangan malam kota Kyoto yang membentang di bawahnya.

Dengan jenis kain dan ukuran yang sama dengan motif bunga sakura tadi, motif Gozan no Okuribi dibuat dengan teknik jumputan Kyokanoko. Teknik pembuatannya difokuskan pada pemerasan dengan teknik tsujigahana yang dibuat oleh 40 orang anggota Kyoto Shibori Kougei Kan. Pengerjaannya bahkan memakan waktu lebih lama lagi, yakni 2 tahun! Duh duh… but, the awesome finishing!


-->
Saya hampir ngiler liat-liat berbagai macam kimono yang dipamerin di sini. Semuanya kimono yang dibuat dengan motif yang keren-keren banget. Cek deh yang satu ini! Kimono ini dibuat dengan teknik jumputan Tsujigahana. Nggak seperti teknik Kanoko Shibori yang menekankan pada keindahan yang muncul dari teknik tersebut, Tsujigahana menganggap teknik jumputan kain sebagai salah satu cara untuk mendapatkan bentuk dari motif itu sendiri. Bangus banget kan! ^^

-->Masih banyak lagi kimono dengan motif yang unik dan bikin matamu nggak beralih saking kagum dengan keindahannya. Salah satunya furisode, yaitu kimono formal untuk wanita dewasa yang belum menikah. Lengannya panjang menjuntai dan berwarna cerah, biasanya dikenakan saat menghadiri pesta pernikahan, wisuda, atau upacara tradisional lainnya. Furisode antik berawal sejak periode Showa. Sulaman dan detil motifnya sangat hidup! Wow!

-->
Ada juga pakaian pernikahan, namanya Uchikake. Motifnya penuh dengan detail hiasan, berkesan sebagai ucapan selamat seperti gambar burung bangau dan bunga teratai. Tampilan ini semakin sempurna karena sulaman yang rumit, dan dilukis dengan tangan. Sugoi! Uchikake merupakan jubah tanpa obi, dengan ujung di bagian belakang yang menjuntai dan menyeret di lantai. Wah… boleh juga nih buat wedding dress bagi kalian yang punya plan nikah dengan adat Japanese. XP

-->Di sisi lain, batik pun nggak mau ketinggalan tentunya! Beberapa motif batik tradisional dipamerkan. Tapi nggak cuma itu, masih ada motif kain dari berbagai pelosok Indonesia, yang juga nggak kalah keren dan nggak kalah indah sama motif Japanese. Hm, sayangnya event ini cuma diadakan selama satu minggu.

-->
Jalan-jalan di dalam Museum Tekstil sore itu nggak terasa deh saking asiknya! XD
Saya baru sadar kalau museumnya udah mau ditutup. Tapi berhubung masih ada beberapa pengunjung yang dateng, jadi puas-puasin dulu deh foto-fotonya. Hehe~ Bagusnya event ini sering-sering diadain. Supaya pemahaman kita akan seni dan budaya dalam negeri dan juga luar negeri bisa makin luas.

11.22.2009

Third Girl – Gadis Ketiga

Diposting oleh mii di 17.37 0 komentar
Novel ini adalah salah satu serial misteri Hercule Poirot yang ditulis Agatha Christie. Hercule Poirot adalah seorang mantan polisi Belgia yang menjadi detektif swasta, berperawakan kecil dan berkumis tebal. Sifatnya yang khas adalah selalu membanggakan kumisnya sama seperti membanggakan otak cerdasnya.

Dalam buku ini, dikisahkan Poirot mendapatkan kasus pembunuhan yang melibatkan seorang gadis, dibantu oleh Ariadne Oliver, seorang wanita paruh baya, pengarang novel detektif. Suatu hari di saat Poirot tengah menyantap sarapan paginya, seorang gadis muda yang berusia 20-an datang padanya dan mengaku telah membunuh seseorang. Dan kemudian gadis ini menghilang, sementara pembunuhan yang dikatakannya itu sama sekali tidak jelas; tidak diketahui siapa yang dibunuh, kapan dan di mana terjadinya, dan mengapa.

Poirot bersama Mrs. Oliver berusaha memecahkan kasus ini. Bersamaan dengan penyelidikannya, Poirot perlahan-lahan menemukan skandal besar di balik kasus tersebut, kasus yang melibatkan cukup banyak orang yang masing-masing saling berhubungan. Dan untuk memecahkan kasus ini, satu-satunya cara adalah dengan menemukan gadis yang menghilang itu, yang disebut dengan Gadis Ketiga.

Third Girl adalah novel misteri Hercule Poirot kedua yang saya koleksi. Sebelumnya saya punya Murder on the Orient Express. Yang saya beli adalah cetakan baru, dengan desain sampul yang sama sekali berbeda dengan cetakan lama; yang sekarang warnanya dibuat lebih kalem (dominan dengan putih, keemasan, dan hitam), cukup kontras dengan warna sampul cetakan lama yang berwarna lebih keras (merah ataupun hitam) yang memberikan kesan misterius.

Cerita detektif dalam Third Girl ini berlatar belakang kota London tahun 60-an (memang ditulis dan terbit pada tahun sekian), tempat Poirot berkerja sebagai detektif swasta. Ya, kayak cerita di seri Murder on the Orient Express, dalam cerita ini Agatha Christie senang memakai banyak tokoh dalam ceritanya. Dan tokoh-tokoh itu punya karakter kuat. Dan di buku ini, Christie memasukan sedikit unsur humor, membuat saya nggak bosen membacanya. Tapi, mungkin juga karena begitu banyaknya tokoh, bikin pembaca agak susah untuk mengikuti kasusnya. Meskipun alurnya lambat, tapi nggak membosankan. Christie menyelipkan kejutan-kejutan di tiap chapternya, yang bikin kita nggak mau ngelepas satu halamanpun. Dan tentu aja, kejutan terbesarnya ada di akhir cerita. Bagi pembaca yang udah nebak siapa pelakunya, bagaimana kira-kira kronologinya, siap-siaplah menerima kebenaran kasus yang (biasanya) kemungkinan besar meleset dari perkiraan Anda! (ini sih saya banget) XD

Overall, saya bilang buku ini bagus. Apalagi buat para pecinta cerita misteri, saya rekomendasikan buat menjadikannya koleksi. Saya sendiri pun masih berniat menambah dengan seri Hercule Poirot yang lain. ^^

Kontroversi Film ‘2012’

Diposting oleh mii di 17.30 0 komentar
Siapa yang belum nonton ‘2012’? Kalau ditanya demikian, saya yakin kebanyakan bakal menjawab sudah. Ya, bisa dibilang ini film paling laris saat ini. Antrian panjang di loket, bahkan beberapa bioskop menyediakan lebih dari satu teater khusus untuk film ini.

Filmnya sendiri saya nggak tahu kayak apa ceritanya, karena jujur saya belom nonton. Dan nggak ada minat atau niatan untuk nonton film ini. Sekedar melihat trailer-nya, film ini pastinya nggak jauh beda kayak film-film bencana yang sudah-sudah. Tapi saya nggak bisa bicara banyak soal isi cerita karena emang nggak nonton. Malah mungkin kalian yang baca postingan ini jauh lebih tahu ceritanya dari pada saya :D

Memang bukan soal cerita dari film ini yang saya bahas, tapi efek dari pemutarannya. Kayak yang udah tersiar di banyak media massa, cukup banyak pihak yang melarang pemutaran film ini, bahkan dari MUI sendiri yang sampai memfatwa haram film ‘2012’. Di beberapa kota pun ada yang menunjukan aksi atas ketidak-setujuannya terhadap film ini.

Pelarangan ini atas dasar kekhawatiran bahwa nantinya masayarakat mempercayai hari kiamat benar terjadi pada tahun 2012. Padahal itu hanyalah perkiraan yang diramalkan dalam kalender bangsa Maya kuno. Dan percaya pada hal tersebut tentu saja salah dan berdosa, karena manusia hanya boleh percaya pada Tuhan Yang Maha Kuasa. Selain karena alasan itu, seorang ulama menyatakan bahwa dalam Al Quran, kejadian pada saat hari kiamat tidak boleh divisualisasikan.

Dan beberapa masyarakat yang diminta pendapatnya terhadap pelarangan ini menyatakan nggak ada masalah dengan film ini. “Percaya atau tidaknya pada isi cerita, tergantung dari orang yang menontonnya,” begitu kata salah seorang yang dimintai pendapatnya.

Well, mungkin nggak salah kalau ada orang yang berpendapat demikian, “tergantung orangnya masing-masing”. Masalahnya, apakah semua orang yang menonton itu cuma menganggap semua yang ditontonnya hanyalah tipuan grafis semata yang dibuat dengan kecanggihan teknologi visual? Saya rasa nggak. Karena film adalah media yang paling mampu mempengaruhi pandangan penontonnya, setelah televisi.

Yah, kapan pun kiamat itu terjadi, 2012 atau bukan, toh hari itu semakin dekat, bukannya makin jauh (ngutip dialog dalam film ‘Kiamat Sudah Dekat’-nya Om Dedy Mizwar). Tanda-tandanya pun yang dijabarkan dalam Al Quran makin nampak banyak. Dunia ini memang sudah rusak, pesakitan.

Selalu ada hikmah dalam setiap kejadian. So, banyak-banyaklah ibadah, dekatkan diri pada-Nya. Nggak ada yang tahu kapan kiamat itu bakal datang, nggak pula dengan para peramal yang ngumbar ‘sok-tahu-nya’ itu ke publik. Kiamat adalah rahasia Ilahi. Malaikat, makhluk-Nya yang paling setia, pun nggak tahu kapan hari kiamat tiba, apalagi manusia! Persiapkan saja dirimu untuk menghadapi-Nya. Siapa yang tahu kalau besok, atau malah beberapa menit lagi kiamat akan terjadi?? Naudzubillah…

10.18.2009

Keliling Indonesia dalam Satu Hari!

Diposting oleh mii di 21.28 0 komentar
Beberapa waktu yang lalu, tepatnya sih waktu hari pertama Lebaran, saya jalan-jalan ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Waktu itu cuma sempet foto-foto nggak jelas karena acaranya pun dadakan. Hehe…

Dan hari Minggu kemarin, saya kembali ke sana bersama kedua teman saya. Tapi kunjungan kami kali ini nggak sekedar untuk berfoto-foto narsis. Untuk kali ini perjalanan kami bisa dibilang jadi study tour, soalnya dapet banyak wawasan :D
Memang nggak semua tempat kami kunjungi, tahu sendiri kan Taman Mini kita segede apa! Untungnya kemarin kami bawa sepeda motor, lumayanlah nggak pegel XD

Tempat pertama yang kami datangi adalah Anjungan Kalimantan Timur. Sebelumnya, kami sempet bingung mau ke mana, malah sempet muter-muter nggak jelas sampai saya pegel sendiri meskipun bawa motor, lagi pula matahari lagi panas-panasnya!

Kembali ke cerita, di anjungan itu sebenarnya (lagi-lagi) kami cuma foto-foto nggak jelas XD
Sayangnya nggak ada tour guide gratis yang bisa jelasin ini-itu. Jadi cukup tahu lah seperti apa bentuk rumah adat di Kal-Tim. Sudah puas jeprat-jepret di sana, kami pergi ke anjungan lain. Saya minta temen-temen ke anjungan kampung halaman saya, Sulawesi Tengah. Dan untungnya letaknya nggak jauh dari anjungan pertama. Yokatta! Sama seperti pertama, nggak ada tour guide jadi cuma ngabisin memori kamera digital dengan gaya-gaya narsis kami hehehe~

Perut memang nggak bisa kompromi, jadi kami langsung cari tempat makan sekalian istirahat. Begitu semua kelar, kami langsung ke anjungan terdekat, Papua! Letaknya bahkan deket banget dari tempat makan kami, cuma di seberang jalan.
Berbeda dari anjungan lain, di sini ada seorang yang berdandan (atau memang suku asli) Papua. Dia duduk di dalam rumah adatnya yang dibentuk dari susunan papan dan beratapkan ijuk, sedang menggetok-getok sesuatu. Sayangnya untuk foto sama dia, kami harus keluar biaya 5 ribu rupiah. Memang dasar nggak pengen keluar duit, saya curi-curi kesempatan foto orang itu hehe… berhasil! XD
Di anjungan ini juga ada sebatang pohon beringin yang ditanam oleh Mrs. Joan Adams Mondale, istri wakil Presiden Amerika, pada 6 Mei 1978. Ajaib juga untuk pohon yang usianya sudah lebih dari 30 tahun memiliki batang yang tetap berukuran kecil, dan dibentuk jadi bonsai raksasa. Kalau penasaran, silakan lihat sendiri! ^^
Tujuan selanjutnya, Taman Burung! Dan bagusnya, letaknya juga nggak jauh dari anjungan Papua, dan memang cuma di depannya kok. Kayaknya hari ini kami lagi beruntung, tiket masuk dapet potongan harga, yang tadinya per orang dikenakan biaya 10 ribu rupiah, kemarin itu kami cukup bayar setengah harga! Tapi itu karena memang kami datang sore haha…
Di Taman Burung sepi banget, cuma ada sepasang pengunjung lain selain kami bertiga. Di sana berisi cukup banyak spesies unggas, ada sekitar 200 jenis yang berasal dari Indonesia maupun luar negeri. Di antaranya elang, kakak tua, burung hantu, gagak, ayam mutiara, bangau, cendrawasih, merak.
Nggak jauh dari pintu masuk kandang burung raksasa, kami menemukan seekor burung merak jantan. Senangnya waktu dia mengembangkan ekornya yang terkenal indah dan menawan itu! Nggak mau sia-siain kesempatan, saya langsung ambil kamera dan mulai jepret-jepret. Dia memutar ke kanan, ke kiri, seolah tahu dia lagi difoto :D sugoi! Indah banget! Sayangnya saya nggak bisa foto deket-deket mereka T-T, mereka agak sulit didekati.
Rupanya merak itu lagi memikat merak betina di depannya. Dia berusaha menarik perhatian si betina dengan keindahan ekornya. Cantik sekali! Sayangnya itu cuma dilakukannya saat musim kawin, hanya sekitar 6 bulan. Setelah itu bulu-bulunya akan rontok, hingga tumbuh kembali setelah 6 bulan berikutnya. Merak yang habitatnya di Pulau Jawa punya ciri khas dengan warna bulunya yang hijau, sedangkan merak yang berasal dari negara lain, Malaysia misalnya, warnanya lebih kebiruan.
Ada lagi satu unggas yang membuat kami tertarik, ayam mutiara. Tubuhnya mirip ayam potong yang berbentuk agak bulat dan gemuk, dengan jengger yang sedikit lebih panjang dan lebih merah dari ayam biasa. Bulunya hitam keabuan dan putih. Habitatnya di Afrika, di Papua juga sudah ada.
Berhubung hari sudah sore, kami pun memutuskan untuk pulang. Padahal saya masih ingin lihat-lihat lebih banyak lagi spesies-spesies unggas itu. Lucunya, ada seekor burung kakak tua yang menyebut-nyebut nama temen saya hahaha…

Perjalanan ini cukup menyenangkan. Kami yang tadinya datang cuma dengan niat foto-foto, malah dapet ilmu. Memang banyak yang bisa kamu dapatin di TMII. Sayangnya tempat itu kayaknya masih lebih diminati buat pacaran dan sekedar rekreasi aja. Ya, kami lah salah satu contohnya XD. Tapi dari sana kami banyak belajar. Lain kali mau datang ke TMII lagi, mungkin dengan tujuan study tour beneran. ^^
Kalau kamu punya impian keliling Indonesia yang belum kesampaian, datang aja ke TMII. Semua tentang Indonesia ada di sini, mulai dari geografis, budaya, kesenian, sejarah, dan masih banyak lagi (kesannya jadi promosi XD). Karena saya cinta Indonesia! ;)

8.18.2009

Harry Potter and the Half-Blood Prince

Diposting oleh mii di 01.18 0 komentar
Setelah terpaut kurang lebih satu setengah tahun dari filmnya yang kelima, akhirnya Harry Potter and the Half Blood Prince rilis. Sejak minggu pertama dirilisnya film ini, pemesanan tiket di berbagai bioskop melonjak. Tiket sudah habis dipesan sampai satu bahkan dua minggu ke depan. Tapi siapa yang sangka film yang keenam ini cukup mengecewakan, setidaknya bagi saya, beberapa orang teman saya juga merasa demikian.

Cerita yang dibangun memang masih terkait erat dengan bukunya. Tapi banyak bagian penting yang tidak dimunculkan dalam film. Salah satunya adalah pertempuran yang terjadi di menara kastil Hogwart pada malam terbunuhnya Professor Dumbledore. Dalam film, tugas Draco Malfoy untuk membunuh Dumbledore yang tidak bisa dilakukannya langsung diambil alih Snape. Setelah Dumbledore jatuh dan tewas, kelompok Pelahap Maut pergi dan Harry mengejarnya. Pertarungannya dengan Snape hanya sebentar. Lalu endingnya, tidak ada upacara pemakaman Dumbledore di tepi danau. Digantikan dengan pembicaraan antara Harry, Hermione, dan Ron mengenai kalung Horcrux palsu di menara kastil.

Alur ceritanya berjalan lambat, membuat penontonnya bosan. Selain itu, tiap scene-nya terasa terlalu singkat. Sehingga seperti ada bagian yang hilang antara scene yang satu dengan yang lainnya. Mungkin film ini berhasil menarik perhatian kembali saat adegan kissing antara Harry dan Giny :)
Special effect yang biasanya muncul secara luar biasa di lima film sebelumnya, tidak terlalu nampak di film ini. Karena memang cuma sedikit adegan yang bisa diberi efek. Pertandingan Quidditch salah satunya. Sayangnya bagian ini cuma muncul dalam durasi yang pendek.

Overall, saya kasih nilai 6 buat film ini. Nilai plusnya adalah unsur komedi yang masih cukup terasa. Seperti biasa, bagaimanapun kondisinya, Ron selalu bisa mencairkan suasana :)
Saya memang selalu suka keluarga Weasley. Tapi sayang tokoh favorit saya, Si Kembar Fred dan George cuma muncul di satu scene T-T

Saya harap film ketujuh nanti bisa jauh lebih baik dari ini. Apalagi itu adalah cerita puncaknya, tidak boleh mengecewakan. Dari rumor yang saya dengar, cerita ketujuh nanti dibuat 2 part. Hm… tidak masalah! Kalau memang ceritanya tidak bisa dibuat singkat, memang lebih bagus dibuat 2 part. Yosh!! Saya tunggu Harry Potter and the Deathly Hollow.
 

doremii dori! Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea