
Tapi ini benar-benar nyata, dialami oleh seorang pemuda Amerika bernama William Stanley Milligan. Dalam tubuh Billy—nama kecilnya—hidup 23 “orang” yang berbeda. Masing-masing pribadi itu memiliki karakter yang berbeda, keterampilan dan bakat yang berbeda, keinginan dan ambisi berbeda, serta kelemahan yang berbeda.
Ada Arthur, si pemuda Inggris yang angkuh dan cerdas, yang lebih sering menjadi pemimpin. Ragen, pemuda asal Yugoslavia, bertubuh kuat dan ahli menggunakan senjata, cinta anak-anak dan tidak bisa menyakiti wanita. Allen, si pintar bicara, yang selalu mengambil peran saat Billy berinteraksi dengan “dunia luar”. Tommy, remaja yang suka bicara kasar dan antisosial, hanya tertarik pada elektronika dan jago melepaskan diri dari segala ikatan dan kunci. Adalana, cewek lesbian yang suka memasak dan beres-beres rumah. Kevin, perencana perampok toko obat. Philip, si penjahat kelas teri. Serta pribadi-pribadi lain yang masing-masing berbeda usia dan karakter.
Semua pribadi itu terpisah menjadi dua bagian: tokoh yang diinginkan dan yang tidak diinginkan. Itu istilah yang dipakai Arthur. “Orang-orang” yang tidak berguna dan kehadirannya hanya merugikan dicap sebagai “tokoh yang tidak diinginkan” dan tidak boleh menempati kesadaran untuk selama-lamanya. Arthur mendeskripsikan kesadaran atau yang biasa dia sebut dengan “tempat utama” sebagai panggung yang disoroti cahaya lampu. Siapapun tokoh yang berdiri dalam sorot cahaya lampu itu, adalah tokoh yang menguasai kesadaran dan berhadapan dengan dunia luar.
Billy tak menyadari kehadiran 23 “orang” itu dalam dirinya. Dia hanya merasa selalu kehilangan waktu dan tidak tahu apa yang sudah dia lakukan, seolah tidur sambil berjalan. Setiap kali dia membuka mata, orang-orang di sekelilingnya marah, kemudian menghukumnya atas kesalahan yang (dia rasa) tidak dilakukannya—karena saat melakukan kesalahan itu yang menguasai kesadaran adalah tokoh lain. Ini membuat kondisi kejiwaan Billy semakin memburuk. Dia bahkan beberapa kali mencoba bunuh diri, karena Billy pikir dirinya bisa membahayakan orang lain tanpa dia sadari.
Karenanya Arthur mengambil alih. Para tokoh dalam tubuh Billy sepakat menidurkan Billy (sosok inti pemilik tubuh), untuk mencegah percobaan bunuh diri lagi. Dan selama kurang lebih 7 tahun para tokoh itu bergantian menempati “tempat utama” untuk bertahan hidup. Kesempatan mereka di tempat utama digilirkan sesuai keadaan dan keterampilan masing-masing. Yang wanita bertugas membereskan rumah dan memasak, anak-anak boleh bermain dan mengasah bakat masing-masing, dan yang kuat melindungi di saat bahaya. Mereka sudah seperti sebuah “keluarga”—yang hidup dalam satu tubuh. Untuk menjaga rahasia keberadaan mereka dari dunia luar, tiap pribadi harus tetap menyahut meskipun dipanggil dengan nama “Billy”.
Namun keteraturan itu tidak berlangsung lama. Ada masa-masa dimana mereka mengalami “campur baur”, dan ini disebut “masa kacau balau”. Tokoh-tokoh yang menguasai kesadaran masuk silih-berganti tanpa bisa dikendalikan oleh Arthur maupun Ragen. Dan saat masa ini berlangsung tiap tokoh sulit berkomunikasi dengan tokoh lainnya, membuat situasi semakin tak terkendali, sehingga para “tokoh yang tidak diinginkan” mencuri kesempatan dan memungkinkan terjadinya tindakan kriminal yang susah payah mereka hindari.
Kasus perampokan dan pemerkosaan 3 wanita dari Ohio State University (OSU) menyeret Billy ke penjara. Selama proses penyelidikan, tidak sedikitpun Billy mengaku, selain bersikap ganjil dengan berkelakuan seperti anak kecil. Dan pada kesempatan lain Billy berkata-kata kurang ajar menghina para polisi, kemudian menjadi pemuda ketakutan dan linglung dengan lutut gemetar. Semua tingkahnya itu dianggap sandiwara, karena bukti-bukti yang ditemukan di apartemennya menguatkan tuduhan itu. Namun sikapnya yang ganjil mengundang rasa penasaran pengacaranya. Atas permintaan pengacara itu, dilakukan pemeriksaan terhadap kejiwaan Billy oleh seorang psikolog. Dan sejak saat itu terungkaplah bahwa tersangka perampok dan pemerkosa, Billy Milligan, adalah seorang berkepribadian ganda!
Buku 24 Wajah Billy ini adalah karya yang ingin dibuat oleh Billy sendiri, yang ditulis oleh Daniel Keyes. Setelah Billy mencapai tahap terfusi (peleburan seluruh karakter menjadi satu), dia ingin masyarakat tahu bagaimana penderitaannya selama ini.
“Orang-orang” yang hidup dalam tubuh Billy tidak selamanya merugikan orang lain. Mereka memiliki pengalaman mengesankan; yang menyenangkan, yang lucu (sampai membuat aku ketawa karena tingkah salah satu tokoh), sampai pengalaman yang mengharukan. Banyak dari karakter itu yang bersifat dasar pemurah dan baik hati terhadap orang lain, terutama Ragen. Dia seperti Robin Hood, pernah merampok seorang parlente dan menyerahkan uang hasil rampokannya pada dua orang anak gelandangan. Tommy juga pernah sungguh-sungguh mencintai seorang gadis. Allen bahkan pernah mengubah nasib napi anak-anak tertindas di suatu lembaga pemasyarakatan untuk anak-anak dengan mengajukan protes pada petingginya soal peraturan di sana. Beberapa di antara tokoh itu pandai melukis, dan hasil penjualan lukisannya disumbangkan pada sebuah lembaga perlindungan anak dari kekerasan.
Penulisnya, Daniel Keyes, secara rinci menjabarkan kisah sang pemuda berkepribadian ganda ini. Seluruhnya dijabarkan berdasarkan fakta yang ada dan sesuai kronologi. Di dalam buku ini, kita akan mengerti bagaimana menderitanya Billy menjalani hari-hari sebagai tersangka kasus perampokan dan pemerkosaan. Serta keinginannya untuk sembuh dan hidup normal layaknya manusia lainnya.
Buku yang sangat aku rekomendasiin buat kamu baca. Membuka wawasan, dan membuka cara pandangmu terhadap orang-orang seperti Billy, bahkan terhadap dirimu sendiri!
0 komentar:
Posting Komentar